Minggu, 07 November 2010

Disana Rumahku


Renungan petang
10 Juli 2006
By Ricky

Disana Rumahku

Pagi ini saya naik Bus ke kantor.  Saya ingin sekali tidur selama perjalanan, lumayan ada satu jam bisa memulihkan tenaga.

Namun sayang di saat saya sudah mau  tidur pulas  suara pengamen membuat tidurku terganggu.  Kenapa sih lelaki ini datang ganggu –ganggu saja.   Pengamen ini mulai melantunkan lagunya. Suaranya good juga, saya teringat Ajeng yang sekarang sedang jadi bintang dalam acara Mamamia. Sebenarnya kesempatan saja yang tak didapat dari pengamen ini. Untuk kualitas suara, mereka lumayan bahkan sebenarnya sudah sangat bagus sekali untuk kuping kuping pencinta musik.

Pengamen ini melantunkan lagu lama Koes Plus “Jakarta – Jakarta”. Karena suaranya bagus saya jadi menikmati dan masuk lebih dalam ke liriknya

Disana rumahku, dalam kabut biru,

Hatiku sedih di hari Minggu

Disana rumahku, kekasihku menunggu

Dalam batas waktu yang tak tentu

Ke Jakarta aku kan kembali walaupun apa yang kan terjadi ( 2x )

Mulai saya berpikir dan menarik kesimpulan dini, “Ini dia nih, yang membuat Jakarta jadi padat, lagu-lagu seperti  inikah yang membuat urban menyerbu ibukota ? “ Buat apa Ke Jakarta kalau tidak pasti mendapat kerjaan ? apakah mereka belum tahu pameo “sekejam-kejamnya ibu tiri masih lebih kejam ibukota.“
Tapi saya mulai masuk dan mempelajari inspirasi dari Koes Plus yang seakan menceritakan tentang tekad dan kegigihan seorang urban untuk bersikeras datang ke ibukota demi menemui sang kekasih. “Kekuatan Cinta“  atau istilah lain “Love is blind“ membuat urban ini berani ambil resiko datang ke kota.

Yang membuat saya tertarik adalah lirik lirik berikutnya mari kita simak satu –satu

’Disana rumahku“  . . . Saya tak tahu apakah ini kisah nyata yang dituangkan menjadi sebuah lagu. Jikalau benar artinya si pemuda ini akan pulang, namun jika ia datang untuk menemui sang kekasihnya maka saya perlu salut juga.....berani benar si petualang cinta ini mengatakan Jakarta adalah rumahnya. Mau tidur dimana men ? .....Anyway kita berikan apreciate karena dia sudah berani melangkah untuk yakin bahwa Jakarta pasti akan memberikan suatu rumah atau minimal tempat berteduh atau meletakkan kepala.

“Dalam Kabut Biru “ Apa maksudnya ?  Kabut artinya sesuatu yang menghalangi , sesuatu yang  membuat pandangan kabur atau sesuatu yang belum jelas. Tapi lucu juga, kabut itu selalu berwarna gelap kalau nggak hitam ya agak abu-abulah .Jadi apa maksud nya kabut biru ?   Biru bisa diidentikan dengan tenang atau nyaman. Benua biru, Eropa mungkin bisa disebut benua yang aman kali ya ?  Biru juga warna langit – merefleksikan  atmosfir yang cerah.  Warna biru langit ini yang membedakan bumi dengan planit-planit yang lain . Astronot sering terpesona melihat warna biru ini jika mereka sudah di angkasa luar. Jadi warna biru adalah warna yang memberi kehidupan. Jadi Kabut biru artinya apa ?  Hubungi  personil Koes Plus yang masih hidup dan tanyakan mereka.  Kabut Biru mungkin dalam persepsi saya adalah kabut yang menghalangi jalan kita namun jika kita mampu melewatimua maka kita akan mendapati suatu bentuk kehidupan yang sangat indah . Jadi haru biru nih hati ku hehehe.

“Hatiku sedih di hari Minggu”  Suatu question mark  besar,  mengapa justeru harus hari minggu anak muda ini sedih ? , coba hari –hari lain kek ? Malam minggu mungkin paling pass untuk mengatakan  hati kita sedih karena diputusin pacar ya khan ? . . . Ada lagu Broery “Sabtu malam ku sendiri tiada temanku lagi”  Ini kok hari minggu  what happen  ? Saya bingung juga dalam perenungan saya.  Namun saya sadar ini akibat hukum dan aturan dalam tata musik.  Apalagi musik jadul yang mementingkan rima atau aturan ujung bait yang harus memperdengarkan fonem / bunyi yang sama. Karena lirik lagu kebanyakan seperti lirik puisi maka mereka harus menyesuaikan dengan kondisi. Maka tak heran Nomo atau Yok Koeswoyo membuat ujung lagu menjadi seperti begitu.  Kayak nya begitu kali ya ?

Kata-kata selanjutnya Kekasih menunggu dalam batas waktu yang tak tentu :  membuat suatu renungan yang indah bahwa cinta harus memerlukan kesabaran dan kesetiaan. Setia nih yee ?  

Nah saudara kita refleksikan lagu ini dalam kehidupan kita selaku anak –anak Tuhan. Bukan lagu ini kita anggap lagu rohani tetapi kita menempatkan makna lagu itu dengan identitas kita sebagai anak –anak Allah.

Disana rumahku : Untuk kita sebagai anak –anak Tuhan “Rumah kita sudah ada disiapkan oleh Tuhan yang kita di Surga. Suatu pengharapan yang sangat besar bagi kita.
Janganlah gelisah hatimu, percayalah kepada Allah dan percayalah kepadKu. Dirumah Bapaku banyak tempat tinggal. Jika tidak demikian, tentu Aku mengatakan kepadamu. Sebab Aku pergi kesitu untuk menmyediakan tempat bagimu. ( Yohanes 14 : 1 – 2 )

Si pemuda dalam lagu Koes Plus ini belum pasti memiliki rumah di Jakarta; demikian juga kita yang mungkin masih kontrak atau masih mencari rumah lain. Pemuda ini juga terpaksa mengeluarkan statement berani ala nekat demi menemui kekasih hatinya. Namun ia tak memiliki kepastian karena itu ada imbuhan kata-kata  Kabut Biru.

Tuhan Yesus tahu kekuatiran kita makanya Tuhan Yesus membuka percakapan dengan statement “Jangan gelisah hatimu” Kita tak perlu gelisah karena tempat kita sudah disediakan di Surga ( Filipi 3 : 20 ). Rumah kita bukan disini, rumah disini akan hancur tetapi rumah kita akan kekal di Surga. Kita mungkin akan dan sudah mengalami banyak masalah serta penderitaan dan kekecewaan selama kita tinggal di dunia ini, namun Tuhan Yesus sudah memberikan pengertian kepada kita bahwa semua kegelisahan dan penderitaan selama dibumi ini akan tidak bisa dibandingkan dengan kebahagiaan kekal yang akan kita alami.

Tuhan Yesus mau memberitahu bahwa kegelisahan terbesar bukan saat dibumi, tetapi adalah menyangkut kekekalan. Jika masalah kepastian kekekalan ini sudah beres maka kita seharusnya tak perlu gelisah tentang apapun juga.  Tuhan Yesus sudah memberi jaminan bahwa kita tak perlu gelisah mengenai akhir hidup kita, karena kita sudah memiliki kepastian dengan diberikannya kapling rumah  kita masing-masing di Surga.
Rumah sebesar dan semewah apapun di planit ini tidak akan bisa dibanding dengan rumah kita di Surga. Rumah Jontravolta dan Mr Bean sangat luar biasa luxurious namun jangan gelisah hatimu, rumahmu di surga lebih bagus daripada rumah –rumah itu.
Memang selama kita hidup dalam tubuh fana ini kita akan mengalami penderitaan, seperti sakit penyakit, tekanan ekonomi, tekanan pekerjaan, penindasan, bahkan penganiayaan, namun satu hal adalah pengharapan kita bukan dibumi ini tetapi adalah kebahagiaan kekal.
Pdt Yusak Cipto pernah berkata : penderitaan, penganiayaan, sakit penyakit, kanker ganas, berapa lama sih umurnya ?  Paling tak mencapai se abad ?  Namun yang menggelisahkan adalah anda kehilangan keselamatan dan mengalami siksaan kekal di neraka.  Bukan 100 tahun , bukan pula 1000 tahun bukan 1 juta tahun, tapi selama-lamanya. Jadi jika kita yang sudah menerima jaminan keselamatan, itu seharusnya tak ada alasan lagi untuk gelisah.

Karena kami tahu bahwa jika kemah kediaman kita dibumi ini dibongkar, Allah telah menyediakan suatu tempat kediaman yang kekal, suatu tempat kediaman yang tidak dibuat oleh tangan manusia. Selama kita didalam kemah ini, kita mengeluh karena kita rindu mengenakan tempat kediaman surgawi, sebab dengan demikian kita berpakaian dan tidak kedapatan telanjang. Sebab selama masih diam didalam kemah ini, kita mengeluh oleh beratnya tekanan, karena kita mau mengenakan pakaian yang baru itu tanpa menanggalkan yang lama, supaya yang fana itu ditelan oleh hidup.
II KORINTUS 5 : 1 -4

Kabut biru  memang bisa menjadi suatu ilustrasi yang bagus sekali untuk menerangkan bahwa sebenarnya kita seperti itu. Dalam dunia ini kita semua umat manusia akan mengalami kabut. Kabut mengenai masa depan kita, kesehatan kita, karir kita, semuanya masih penuh tanda tanya karena ada kabut yang selalu berada di dalam kehidupan kita karena pandangan dan visi kita terbatas. Yang belum mendapat pekerjaan masih melihat kabut, yang belum dapat pasangan hidup masih harus melewati kabut. Semua nya penuh dengan kabut permasalahan. Namun satu hal harus kita tahu bahwa di balik kabut itu ada langit biru yang menanti kita. Nyanyikan lah lagu rohani Jadul “B’lakang langit biru” suatu kidung yang memberi harapan. Semua orang percaya akan melewati kabut ini ketika meninggakan dunia,  disana Yesus menyongsong menyambut semua anak-anakNya.
Kalau pencipta lagu ini orang Kristen maka inspirasinya sungguh luar biasa dan mencirikan iman Kristen. “Disana rumahku dalam kabut biru”  Adalah sangat tepat menggambarkan pengharapan kita sebagai orang percaya bahwa di balik kabut biru ( langit biru )ada rumah kita yang sudah disediakan Bapa Surgawi untuk setiap kita.


Hatiku sedih di hari Minggu.  
Jangan sampai ini terjadi pada kita.  Masalah harus ada dan memang akan kita hadapi. Tak ada orang Kristen yang jalan hidupnya mulus-mulus, tanpa tantangan  atau diberkati terus menerus.  Pada akhir cerita dalam Komik – komik HC Anderssen kita hampir selalu membaca kalimat ini “Maka pangeran dan sang Ratu hidup bahagia selama hidupnya”.   Apakah anda akan bahagia selama hidup tanpa masalah ? apakah anda pangeran dan Ratu tersebut ? 

Hati kita bisa sedih dan kuatir namun jangan sampai kesedihan itu membuat kita kehilangan semangat bahkan kehilangan harapan dan iman.
Apalagi hari minggu. Kita harus gembira pada hari Minggu. Hari minggu adalah hari kemenangan karena pada hari itu Tuhan Juruselamat kita bangkit dari maut.
Yang menarik bahwa hari Minggu sudah menggeser posisi hari Sabtu yang sebenarnya adalah hari Sabat. Tetapi dengan Bangkitnya Yesus mengalahkan maut maka setiap hari sekarang kita bisa beribadah kepada Dia . Karena sekarang kita menyembah Dia dalam Roh dan kebenaran.
Ingat, setiap hari adalah hari Tuhan. Tuhan ingin berjalan bersama kita setiap hari.

Ada pujian yang berkata : “Hari ini adalah hari Tuhan mari kita bersukaria,” Semua hari dikatakan hariNya Tuhan dan dituntut supaya kita bersukaria. Jadi sukacita sebenarnya adalah pilihan kita.
Seorang lelaki di Inggris selalu bersukacita dan ketika ditanya apa tipsnya dia menjawab dengan lugu “Saya selalu menganggap setiap hari adalah hari Natal”

Satu point lagi, Kekasih yang menunggu tanpa batas waktu.   Tuhan kita sudah menjanjikan kepada  kita bahwa kita harus berlaku seperti seorang pengantin yang bersiap menunggu kedatangan mempelai lelakinya. Saat ini waktunya sudah sangat dekat. Hal yang membuat kita penasaran adalah calon mempelai kita tak mengatakan tanggal atau waktu kedatangannya ... Jadi kita harus selalu berjaga-jaga

Ada yang mengatakan  Tuhan masih lama datang , jadi puas-puasin dulu dosanya. Ini sikap yang salah karena kita harus selalu waspada pengantin kita datang seperti pencuri kata Firman Tuhan ( Wahyu 3 : 3 )

Lirik lagu ini sangat pas sekali untuk mengingatkan kita dalam penantian kedatangan Tuhan. Kita tak tahu kapan Tuhan Yesus akan datang menjemput kita yang adalah kekasihNya, namun kalimat di atas bisa menjadi semacam pemberi semangat atau reminder agar kita tetap dengan sabar dan setia menunggu kedatanganNya.

Alangkah baiknya jika memiliki kerinduan seperti lelaki pada tembang Koes Plus ini. Kita sangat merindukan berjumpa dengan Dia , karena itu memang tujuan akhir kita. 

Lelaki dalam lagu ini berani menuju ke Jakarta walaupun tidak tahu apa yang akan terjadi, kita lebih dari pemuda ini, kita akan kembali ke rumah kita karena kita sudah tahu dan mempunyai pengharapan yang pasti. Itulah setiap orang Kristen yang meninggal dunia selalu menuliskan telah pulang ke rumah Bapa di Surga. Suatu pengharapan yang sangat berarti. ITULAH TUJUAN KITA .

Yesus berkata AKULAH JALAN KEBENARAN DAN HIDUP TAK SEORANGPUN SAMPAI KEPADA BAPA JIKA TIDAK MELALUI AKU

Pengantin kita sudah siap dan akan datang menjemput kita karena itu  marilah kita mengenakan baju pengantin kita dan berjaga –jaga karena waktunya sudah sangat dekat.




Marilah kita bersukacita dan bersorak-sorai, dan memuliakan Dia. Karena hari pernikahan Anak Domba telah tiba, dan pengantinNya telah siap sedia
Wahyu 19 : 7

Sebab sedikit, bahkan sangat sedikit waktu lagi dan Ia yang akan datang, sudah akan ada, tanpa menangguhkan kedatanganNya.  ( Ibrani 10 : 37 )


Have a nice day


GBU

Tidak ada komentar: