BAHASA IMAN
Si Benhard adalah anak sulung dari Halak hita ( Batak ).
Dia bekerja disebuah perusahaan yang maju pesat, dan karirnya pun sangat baik.
Setiap bulan secara teratur dia selalu mengirimkan uang buat orang tuanya.
Ketika Indonesia mengalami krisis ekonomi maka perusahaan tempatnya kelimpungan dan harus ditutup, dan si Benhard harus menerima pensiun dini.
Sebagai kompensasi dia menerima pesangon cukup besar jauh melebih gaji bulanannya.
Pada kondisi beginipun dia tak lupa mengirimkan uang pada orang tuanya dengan nominal yang lebih besar dari biasanya. Dia juga tak lupa menitipkan pesan lewat suratnya :
“ Amang, Inang Loas ma rohamuna manjalo kiriman on Unang lupa hamu manaianghon ahu nungan memble, ahu nuaeng “
( Ayah ibu, semoga hati kalian rela menerima kiriman ini. Jangan lupa mendoakan aku, karena aku sekarang sudah memble )
Orang tua Bernard senang mendapat kiriman uang sedemikian, Dalam bayangan mereka anaknya mendapat posisi lebih bagus.
Ini harus disyukuri, maka mereka mengundang para tetangga, sisolhot ( kerabat ) dan mengadakan Partangiangan ( Doa sukur ), Sintua ( Majelis ) juga diundang.
Dalam ibadah itu orang tua Bernard mengungkapkan themanya yaitu sebagai berikut :
“Mandok mauliate tu Tuhan ta, ala naung mamble do anakhon nami si Benhard. Jasa asa tatangiangkon ibana, asa lam tu memble na tu joloan on “
(“ Mengucap syukur kepada Tuhan kita, karena anak kita Benhard sudah memble. Doakan dia agar semakin memble dimasa mendatang )
Singkat cerita, si Benhard dapat pekerjaaan pada salah satu perusahaan besar asing
dan mendapat gaji yang jauh lebih besar dari perusahan sebelumnya.
Dia mengucap syukur dengan sepenuh hati atas berkat Tuhan dan dengan hati berbunga-bunga dia mengirmkan surat kepada orang tuannya isinya seperti berikut :
“ Amang, Inang Mauliate, ma ditangiang muna. Mauliate di Tuhan –ta, ai dibege do tangiangta Horas Sian anakhon muna Benhard
( Ayah ibu terima kasih atas doanya Terima kasih kepada Tuhan karena sudah di dengar doa kita salam dari anakmu Benhard. ) Dia mengirimkan dengan kiriman uang yang sangat besar.
Orang tuanya sangat senang dan bangga menerima sejumlah uang dan surat dari Benhard.
Mereka berkata “ Mauliate ma Tuhan dibege Ho do tangiang nami dilehon Ho do pasu-pasu tu anak nami Benhard Nunga lam memble be ibana.”
( Terima kasih Tuhan, karena Engkau mendengar doa kami diberikan olehMu berkat kapada anak kami Benhard. Sudah semakin memble dia. ).
Pada akhir tahun Benhard pulang kampung menemui orang tuanya.
Setelah melepas rindu dan membagi oleh-oleh untuk semua kerabat keluarganya, ibunya bertanya :
“Carita ma jolo ho anaha, aha ma karejo dohot pangkatmu naeng amang, ai tung balga kirimanmu tu hami. Tung apala las do rohamani, jala dibege Tuhan do tangiang nami. Asa lam tu memble na ho dipasu-pasu Tuhan “
( Ceritakanlah anakku, apakah kerja dan pangkatmu sekarang nak, karena kirimanmu kepada ayah dan ibu sungguh besar. Kami sangat bahagia, Tuhan telah mendengar doa kami, bahwa kamu semakin memble dan diberkati Tuhan ).
Si Benhard mula-mula terdiam, agak kaget, setengah tidak mengerti. “
Kok orang tua saya mendoakan saya agar semakin memble ????
Setelah diingat-ingat, dia tak dapat menahan tawanya.
Kemudian ia menceritakan hal yang sebenarnya bahwa ia sebenarnya sudah bekerja diperusahaan baru
dan dulu tidak menceritakan bahw ia di PHK.
Dalam kesendiriannya, dia merenungkan semua kejadian itu, seperti Maria merenungkan semua percakapan yang didengarnya dari Malaikat pada waktu kelahiran Yesus. Orang tuanya mendoakan dia agar semakin memble, pada saat dia memble betulan setelah di PHK.
Sementara mereka berdoa, Tuhan menunjukkan tempat kerja yang baru yang lebih baik sehingga ia tidak memble lagi.
Setelah sekian lama merenung, dia mengerti bahwa Tuhan dengan melakukan caranya sendiri.
Tuhan lebih mendengar doa yang keluar dengan bahasa iman lebih dari bahasa mulut .
KISAH NYATA : diceritakan oleh namborunya ( tantenya ) boru Simatupang ( nama disamarkan )
Tidak ada komentar:
Posting Komentar