Alkisah disebuah desa hidup seekor kera yang sangat lincah. Setiap hari pekerjaannya melompat dari dahan pohon yang satu kepohon yang lain, tidak pernah sekalipun ia jatuh. Angin barat dan angin timur rupanya memperhatikan kelincahan si Kera, sehingga mereka sepakat untuk mengadakan pertandingan untuk bisa menjatuhkan sikera.
Pada hari yang telah ditentukan, si Angin Barat mendapat giliran pertama untuk menjatuhkankan si Kera yang sedang makan buah didahan sebuah pohon. Angin Barat bertiup sekencang-kencangnya sehingga daun-daun berguguran dan batang pohon bergoyang dengan hebatnya. Penduduk pun menjadi kewalahan akibat terjangan angin barat tersebut. Angin barat mengira bahwa sang Kera sudah terjatuh, tetapi ia melihat bahwa sang Kera masih bertengger dengan memeluk batang pohon dengan begitu eratnya. Hari itu sang Angin barat gagal menjatuhkan si Kera.
Esoknya gilirian sang Angin Timur. Saat si angin timur melihat sang Kera sedang santai diatas pohon, maka ia berhembus sepoi-sepoi. Setengah jam si angin timur bertiup dengan begitu lembutnya, dan ternyata hembusannya meninabobokkan sang Kera.Ketika tertidur maka pegangannya pada pohon terlepas akhirnya sang kera jatuh.
Angin timurlah yang berhasil memenangkan pertandingan ini.
Cerita diatas memang cukup menggelitik, dan merupakan gambaran yang relevan dengan apa yang terjadi dengan kehidupan kita. Ketika pencobaan datang bertubi-tubi hendak merobohkan iman percaya kita, maka kita segera mencari Tuhan dan hidup bersandar kepadanya.Namun manakala permasalahan demi permasalahan itu selesai kita mulai merasa nyaman, mulai merasa kita mampu hidup dengan kekuatan kita sendiri, kita terlena menikmati berkat-berkat Tuhan yang melimpah. Berhati-hatilah dengan keadaan tenang mapan tanpa gangguan, bisa membuat kerohanian kita tertidur.
Didalam Lukas 21 : 36 Tuhan Yesus berkata : “Berjaga-jagalah senantiasa sambil berdoa,supaya kamu beroleh kekuatan untuk luput dari semua yang akan terjadi itu,dan supaya kamu tahan berdiri dihadapan Anak manusia.”
Pada zaman akhir ini kita dituntut untuk lebih waspada dan tetap berjaga-jaga. Iblis dapat memakai suasana tenang dan mapan sebagai cara untuk membuat kita tertidur sehingga kerohanian kita terjatuh melorot bahkan terhilang selama-lamanya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar